BAGAIMANA MENULIS BUKU CERITA UNTUK ANAK ?
BAGAIMANA MENULIS BUKU CERITA UNTUK ANAK ?
Buku
Cerita pada Anak Usia
Menurut Mustakim pada hakikatnya cerita ini adalah cerita
tentang kejadian suatu tempat, kehidupan binatang, sebagai perlambang,
kehidupan manusia, kehidupan manusia dalam masyarakat, dan cerita tentang mitos
yang hidup dalam masyarakat kapan dan dimana cerita itu terjadi.
Cerita untuk anak adalah cerita diperuntukkan anak, baik cerita yang menyangkut
kehidupan anak maupun bukan cerita anak, seperti cerita tentang binatang,
tentang para tokoh-tokoh yang berjasa bagi bangsanya, cerita tentang alam, dan
cerita kepercayaan. Kedua cerita ini bermanfaat untuk pendidikan dan
pembentukan pribadi anak..
Berdasarkan penjelasan di atas maka disimpulkan bahwa hakikat cerita anak
adalah karangan imajinatif tentang kehidupan anak yang ditulis oleh anak-anak
atau orang dewasa.
Cerita anak ditulis pengarang memiliki nilai fungsional
bagi kehidupan anak secara konkret. Ketika anak menyimak dan memahami cerrita
maka terjadi proses transaksional.
Arti dari proses transaksional tersebut adalah bahwa dalam cerita anak akan
menggambarkan berbagai kemungkinan makna yang tersurat dan tersirat dalam
cerita, seperti masalah cerita, karakter tokok-tokoh, alur, setting, dan
bahasa. Akan tetapi proses transaksional
hanya terjadi apabila peranan orang dewasa (orang tua/pendamping atau
guru) sebagai scaffolding (penyangga) membantu mengembangkan imajinasi anak
dalam berbagai kegiatan, misalnya kegiatan menceritakan cerita, bercerita
kembali, dan memahami isi cerita.
Menurut Patricia Siancolo bahwa buku bergambar sebagai
gabungan yang unik dari seni grafis dan naratif yang cita rasa seninya lengkap
dan sering kali lebih diperluas oleh ilustrasi. Buku bergambar yang bagus bisa
memberikan anak kesenangan hiburan dan pengalaman estetika yang kreatif.
Oleh karena itu buku cerita pada anak usia dini dalam penyajiannya lebih
dominan gambar-gambar dibandingkan dengan tulisan tentang isi ceritanya itu
sendiri. Hal tersebut disebabkan cara berpikir anak usia dini yang masih
berpikir simbolik, mereka memerlukan bentuk-bentuk simbol berupa gambar untuk
mewakili hal-hal yang baru dikenalnya dengan ketertarikan yang tinggi dan
perasaan senang.
Ann Whitford Paul berpendapat tentang hal-hal yang harus
diingat saat membuat buku cerita bergambar untuk anak usia 5-8 tahun yaitu
antara lain: (a) everything is new to children (b) children live in the present (c) children have had few experience (d) children have stroong emotionst (e) some times childhood is not happy (f) children understand more than we think they
do (g) children have short attention
spans (h) children are self-centered
(i) children long to be independent (j)
children are complicated . yang
secara rinci hat tersebut diatas diuraikan sebagai berikut:
a.
Everything
is new to children
Seorang
penulis cerita anak dapat menulis tentang kehidupan keseharian dengan cara yang
baru dan berbeda karena menurut mereka seisi dunia ini sangat menarik untuk
diketahui. Oleh karena itu dalam menulis cerita anak penulis dapat saja menulis
dengan topik yang sama tetapi dengan teknik dan gaya penyampaian yang berbeda
dan baru.
b.
Children
live in the present
Anak
kurang memahami dengan baik konsep tentang waktu oleh karena itu buku cerita
bergambar biasanya mengambil setting
waktu kejadian beberapa jam, hari atau
satu malam. Itulah sebabnya penulis cerita anak harus menulis alur
cerita dengan setting waktu yang singkat.
c.
Children
have had few experience
Orang
dewasa banyak mengalami kekecewaan di dalam kehidupannya. Tetapi tidak demikian
dengan anak-anak. Sebagai penulis cerita anak harus melihat kejadian kecil yang
terjadi akan menjadi topik yang bagus. Masalah itu tidak akan membingungkan
untuk orang dewasa tetapi dapat menjadi masalah penting bagi anak. Itulah
sebabnya topik untuk buku cerita anak dapat diangkat dari masalah sehari-hari
ataupun hal yang sepele tetapi dapat memberikan pengalaman baru untuk
anak-anak.
d. Children have stroong emotionst.
Ketika
kita masih mudah semua menjadi topik kita. Semua menjadi sangat serius.
Menulislah dengan memberikan emosi yang kuat dalam cerita. dengan demikian
kekuatan cerita itu berasal dari kuatnya emosi yang kita sampaikan dalam cerita
baik itu gembira, sedih, takut, bingung dan lain-lain.
e.
Some
times childhood is not happy
Hal
tragis kadang juga terjadi pada anak. Ingatkan pada diri kita kejadianyang naik
turun juga terjadi pada anak. Terkadang candaan dapat menjadi jalan keluarnya,
buku-buku yang lucu dapat menurangi stres dan kecemasan. Anak-anak juga
membutuhkan buku yang memberikan contoh perilaku dalam menghadapi masalah.
Memberikan contoh jalan keluar dalam menghadapi masalah yang sesuai dengan cara
berpikir mereka akan lebih mudah melalui cerita.
f.
Children
understand more than we think they do
Terkadang
mereka jauh lebih pandai daripada orang dewasa. Yang pasti mereka lebih
intuitif. Mereka percaya pada perasaan dan reaksi mereka. Anak membaca,
mendengar, dan mengobservasi dengan hati mereka. Penulis tidak perlu
menjelaskan terlalu banyak. Anak cukup bijak untuk mencontoh tokoh cerita tanpa
pertimbangan moral. Penulis cukup untuk menulis cerita tidak untuk menjadi guru
yang mengajari mereka. Oleh karena itu cerita harus ditulis dengan gaya anak.
g.
Children
have short attention spans
Tema
cerita harus difokuskan, bukan hanya tentang satu hal tetapi tentang salah satu
aspek dari tema itu. Hal yang
diceritakan harus memperkuat karakter cerita. kesederhanaan tema akan membuat
anak tertarik karena tidak membingungkan anak.
h.
Children
are self-centered
Anak-anak
tidak ingin mendengar cerita tentang masalah gurunya, orangtuanya. Mereka hanya
ingin mendengar cerita tentang masalah mereka.
Hal tersebut karena rasa egosintris yang tinggi pada diri mereka. Semua
hal hanya dilihat dari cara pandang mereka.
i.
Children
long to be independent
Apakah
kamu benci dengan seseorang yang mengatur bagaimana cara kamu melakukan
sesuatu? Demikian juga anak-anak. Mereka ingin melakukan dengan cara mereka
sendiri dan jika kita orangtua atau guru yang baik kita akan memberikan
kesempatan untuk mencoba tanpa membahayakan keselamatan dan mengembangkan
ketrampilan baru. Dalam menulis cerita anak dapat digambarkan keberhasilan atau
kegagalan anak dalam mencoba sesuatu yang baru.
j.
Children
are complicated
Anak-anak
seperti orang dewasa tidak semua baik, tidak semua buruk. Jika kamu menjadi
setan maka kita harus melihat mereka sebagai seorang malaikat. Jika kamu
seorang malaikat maka lihatlah mereka sebagai seorang setan. Saat menulis
cerita lihatlah anak dengan jiwa yang murni dan jujur.
k.
Children
have rich imaginations
Karena
pengalaman mereka yang terbatas, mereka bisa menerima semua kemungkinan yang
menurut dewasa tidak mungkin. Biarkan imajinasi yang membimbing mereka. Cerita
anak harus dapat mengembangkan imajinasi mereka untuk berkembang dan menuntun
mereka untuk bertindak.
Dari
hal-hal yang telah ditulis oleh Ann Whitford Paul maka dapat disimpulkan bahwa
menulis cerita bergambar untuk anak harus ditunjang oleh ilustrasi yang menarik
dengan sedikit bacaan, jalan cerita dan penokohan harus sesuai dengan tahap
berpikir mereka dengan cara menempatkan diri kita sebagai penulis cerita
kedalam dunia anak-anak, tidak bersifat menggurui secara langsung tetapi
melalui peniruan salah satu tokoh cerita dan yang tidak kalah pentingnya lagi
adalah memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari kemampuan dan
mengembangkan imaginasi anak yang sedang berkembang.
SUMBER:[
Mustakim
Muh. Nur. Peranan Cerita dalam
Pembentukan Perkembangan Anak TK.(Jakarta : Dirjen Pembinaan Pendidikan
Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. 2005).
Paul Ann
Whitford. Writing Picture Books(Ohio.F-W
Media,2009).
Komentar
Posting Komentar